Notification

×

Iklan

Iklan

Kegiatan PPKM Sat pol-PP Gresik Tebang Pilih,Tempat Perdagangan Manusia Aman,Justru Jurnalis Meliput Mendapat Acaman Dan Itimidasi

Minggu, 11 Juli 2021 | Juli 11, 2021 WIB | Last Updated 2021-07-11T06:56:45Z



Gresik,harian-memo - Menindak lanjuti peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tanggal 03-20 Juli, guna memutus penyebaran Covid-19 Intruksi Pemerintah Pusat oleh Ir.H.Jokowi Widodo Presiden RI."Hal ini sangat disayangkan.Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur, Diduga tidak profesional dan arogan dalam menjalankan tugas.


"Anggota Satpol-PP Kabupaten Gresik dalam melakukan tindakan Penertiban PPKM Darurat pada Sabtu (10/07/21) pukul 07.00 WIB., dinilai hanya menyasar pedagang kecil, seperti pedagang kaki lima (PKL), warung-warung. Salah satunya warung kopi milik Elly yang beralamat di KIG Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik juga tidak luput dari penertiban petugas Satpol-PP.


Namun warung yang menyediakan wanita pekerja sexs komersial (PSK), yang berada di wilayah Desa Betereng Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, justru dibiarkan bebas Diduga ada oknum Satpol-PP yang mencari keuntungan atau bermain.


Bukan hanya itu, dalam giat operasi PPKM Darurat yang dilakukan oleh Satpol-PP Gresik tersebut juga Diduga melukai insan pers/ melanggar UU pers no.40 th 1999 pasal 4. ayat 1,2,3., Masalahnya pada saat Wartawan Harian Memo atau harian Krindomemo Huda saat melakukan tugas meliput giat operasi PPKM Darurat tersebut.


Ironisnya,justru Anggota Satpol-PP Gresik mendorong Jurnalis Huda hingga mengancam akan memukul dan merampas handphone (HP) Jurnalis yang digunakan untuk memotret tindakan arogan Oknum Satpol-PP.


Menurut salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya sebut saja (Th) mengatakan, bahwa Satpol-PP Gresik melakukan operasi ngawur dan tidak profesional, nyatanya orang yang nyata-nyata kerja halal demi menghidupi keluarga, tapi diobrak-abrik, namun pekerja sexs komersial (PSK) meraja lelah tidak pernah disentuh.


“Banyak tempat perdagangan orang (TPPO)  Desa Betereng di wilayah Gresik aman-aman saja tidak pernah ada operasi. Namun nyatanya selama ini sangat bebas sekali, dan ada Dugaan Satpol-PP ada main,” ujarnya.


Sementara, menanggapi kejadian itu, dalam kesempatan berbeda Syamsul Arief selaku Pimpinan Redaksi (Pimpred) Harian Memo atau Krindomemo.com, mengatakan, bahwa pihak Satpol-PP tadi malam melakukan operasi di warung milik Elly, bersifat arogan hingga mau memukul dan dorong-dorong anggota wartawan Harian Memo.


“Pada saat saya datang ke lokasi, saya langsung memotret Oknum Satpol-PP yang bernama M. arif yang saat itu marah-marah dan sambil mendorong Huda Wartawan Saya, tetapi HP milik Saya Mala diambil dan kemudian saya mengejar sambil marah-marah lalu HP saya ditaruh di meja warung milik Elly,” ungkapnya.


Satpol-PP yang bersifat arogan M. Arif itu, lanjut Syamsul, akan kita cari sampek ketemu, karena petugas Satpol-PP sudah melakukan pelanggaran, karena bertindak sok jagoan dan tidak pantas menjadi Team operasi pelaksanakan tugas sebagai PPKM.


“Perbuatan Satpol-PP terhadap wartawan itu sudah melanggar UUu pers no.40 th 1999 pasal 4. Ayat 1,2,3 termasuk menghambat dan menghalang-halangi tugas-tugas sebagai wartawan,” pungkas Syamsul. (As/Red)