Lamongan, Harian Memo - Menandai panen ‘Melon Mbegidak’ dengan konsep urban farming yang berlokasi di pinggir Kota Lamongan, tepatnya di Jalan Soekarno Hatta (Dalan Anyar Made), Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama Ketua DPRD Lamongan Abdul Ghofur, Wakil Bupati Abdul Rouf, dan Sekda Moh. Nalikan melakukan petik melon secara langsung, Jum’at (5/11/21).
Urban farming merupakan istilah yang dipakai untuk kegiatan berkebun secara mandiri di wilayah perkotaan. Konsep urban farming ini juga adalah solusi yang ditawarkan untuk menciptakan lahan terbuka hijau di tengah padatnya wilayah perkotaan dengan pemanfaatan lahan terbatas seperti pekarangan rumah.
“Saya yakin, generasi milenial akan cukup menyenangi cara pertanian holtikultura ini, karena tidak terlalu ribet, praktis, dan sesuai dengan sense anak muda. Ini akan menjadi ketertarikan baru anak muda untuk bisa bertani dengan baik,” ucap Pak Yes.
Pak Yes juga mengungkapkan, sebagaimana yang dicanangkan Pemkab Lamongan terkait support komoditas pertanian khususnya non-padi. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat menanam tanaman selain padi untuk menyesuaikan musim.
“Artinya komoditas holtikultura dan non-padi ini terus kita dorong supaya penghasilan petani ini terus kita jaga dan pemanfaatan lahan ini semakin baik di Lamongan. Karena terbukti bahwa tanaman apa saja bisa tumbuh dan bisa menghasilkan di Lamongan,” ungkap Pak Yes.
Ditambahkan Pak Yes, terkait distribusi pemasaran juga tidak kalah penting. Lamongan memiliki Pasar Agrobis Babat untuk mempermudah pendistribusian hasil panen. Selain dapat didistribusikan melalui pasar, model pemasaran dengan memetik secara langsung di tempat sebagai mana kegiatan panen melon mbegidak ini juga sangat unik dan banyak diminati.
“Mudah-mudahan ini menjadi inspirasi yang turut menggairahkan kita semua untuk bertanam holtikultura, untuk memanfaatkan lahan pekarangan. Jadi spiritnya tidak ada pekarangan yang nganggur, bisa ditanami apa saja,” tambahnya.
Selain itu, Diungkapkan Petani milenial ‘Melon Mbegidak’ Irfan, melon yang ditanam ini memiliki jenis dengan kualitas swalayan. Melon yang ditanam di lahan pekarangan pinggir kota Lamongan ini terdiri dari jenis melon merlin f1, pertiwi, new kinanti, dan glamour.
“Sambil belajar, melihat kualitas daripada tanaman, sementara ini kami menanam merlin, pertiwi, new kinanti, sama glamour. Melon glamour, new kinanti, merlin ini kelasnya swalayan, kalau pertiwi ini seperti yang biasanya di pasar. Hasil tester kemanisannya juga di atas 11, standarnya 10,” terang Irfan.
Turut hadir dalam kegiatan petik melon, influencer muda Lamongan Nunu Elcidi. Panen raya ‘Melon Mbegidak’ kualitas swalayan harga eceran.
Mengambil narasi ‘Melon Mbegidak’, melon hasil tanam urban farming Lamongan ini dijamin membuat penikmatnya telap-telepable bahkan nggrangsangable, sebagaimana yang terbiasa diungkapkan Nunu Elcidi dalan kontennya. Meski tumbuh di musim penghujan, masyarakat tidak perlu khawatir, karena melon ini tetap memiliki rasa yang manis semanis madu, dengan tekstur crunchy, dan harga yang dibawah rata-rata tentunya. (Red)