Notification

×

Iklan

Iklan

Polda Jatim Dapat Penghargaan Dari FBI Karena Telah Ungkap Kasus Situs Palsu Bansos AS

Selasa, 08 Februari 2022 | Februari 08, 2022 WIB | Last Updated 2022-02-08T09:54:07Z
Surabaya, Harian Memo - Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mendapat penghargaan atau LOA (Letter Of Appresiation) dari FBI (Federal Bureau of Investigation).  penghargaan tersebut diberikan FBI karena Polda Jatim telah berhasil mengungkap scam page atau situs palsu bantuan sosial Covid-19 Amerika Serikat (AS), Selasa (8/2/2022).
Legal Attache FBI wilayah Indonesia dan Timor Leste, John Kim mengatakan bahwa pihaknya sangat berterima kasih atas kerjasama yang baik antara Polda Jatim dan FBI dalam pengungkapan tersebut. 

"Saya mengucapkan terima kasih kepada Polda Jatim dan Ditreskrimsus Polda Jatim. Tim cyber disini telah mengidentifikasi ancaman kejahatan tersebut," ujarnya.  

Selanjutnya Jhon berharap kerjasama semacam ini akan terus terjalin dengan baik. Karena kejahatan cyber masih menjadi ancaman.

Kemudian, Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo juga mengucapkan terimakasih kepada FBI atas penghargaan tersebut. Penghargaan tersebut adalah capain yang dilakukan seluruh jajaran Ditreskrimsus Polda Jatim. 

"Reward ini menggambar bagaimana Ditreskrimsus dari Polda Jatim mampu melaksanakan tugas dengan baik," ujar Slamet. 

Kata jenderal bintang satu, pengungkapan kasus kejahatan cyber tersebut bukan merupakan kerja yang asal-asalan. Ada anggota yang sudah terlatih. 

"Tentunya ini menggambarkan bagaimana kita mempunyai kepolisian walaupun di Jawa Timur tetapi bisa mewakili kepolisian di Indonesia," jelasnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, dua orang warga negara Indonesia pembuat situs penerima bansos Covid-19 AS palsu berhasil diamankan Ditreskrimsus Polda Jatim.

Pelaku telah membuat 14 situs palsu untuk mencairkan dana PUA (Pandemic Unemployment Assistance) atau dana bantuan sosial Covid-19 untuk pengangguran warga negara Amerika senilai USD $2,000 setiap 1 data orang, dan juga untuk dijual lagi seharga USD$ 100 setiap 1 data orang. (Alv)
Editor : Dony Dwi C